spiderman

!-- Begin: http://adsensecamp.com/ -->

Monday, 7 July 2014



SELAMATKAN MUSLIM ROHINGNYA, SEGERA!

                Permasalahan yang menimpa Muslim Burma merupakan tragedy kemanusiaan yang mencederai kemulian bulan Ramdhan. Dalam sebulan terakhir ini tercatat sebanyak 6000 umat Islam Rohingnya dibantai oleh umat Budha atas restu militer dan pemerintah Myanmar. Namum lagi –lagi lembaga dunia seperti PBB misalnya, selalu mandul untuk menangani permasalahan yang menimpa umat Islam diwilayah manapun di dunia ini, tanpa terkecuali. Termasuk diantaranya kasus pembersihan etnis muslim Rohingnya yang sudah berlangsung selama sepuluh tahun lamanya.
Umat Islam dibuat kembali terluka dengan adanya tragedy kemanusiaan diwilayah mayoritas umat Budha itu. Tak hanya diIndonesia, solidaritas untuk Burma juga didengungkan oleh saudara kita di Palestina dan Negara-negara Arab lainnya. Bahkan Universitas Al-Azhar melalui Ikatan Ulam Al-Azhar dengan tegas meminta kepada dunia, khususnya dunia Islam untuk memutuskan hubungan dengan pemerintah Burma. Karena telah melakukan tindakan semena-mena terhadap kaum muslimin yang menjadi minoritas disana.
Burma merupakan sebuah Negara mayoritas beragama Budha dengan jumlah penduduk 55 juta jiwa. Jumlah penduduk Muslim tercatat sebanyak 4%. Umat Islam banyak menempati Negara bagian Arakan, tepatnya di bagian utara. Penyebutan Burma berasal dari nama etnis mayoritas yang menempati dua pertiga Negara tersebut, yang kemudian diubah namanya menjadi Myanmar oleh Junta militer yang mayoritas berasal dari etnis Burma pada tanggal 18 Juni 1989. Hal ini bertujuan agar etnis non-Burma juga merasa nyaman berada dibawah pemerintah militer yang kekuasaannya didapati melalui jalan kudeta. 


Sejarah Masuknya Islam Di Myanmar 

              Para sejarawan mencatat bahwa masuknya Islam ke Negara bagian Arakan, Myanmar terhitung sejak masa Dinasti Abbsiyah, di periode Khilafah Harun Ar-Rasyid pada abad ke-7 masehi. Islam dating melalui para pedagang Arab sembari berdakwah, sampai pada puncaknya berdirilah kerajaan Islam yang Berjaya selama 3,5 abad lamanya(1430-1784). Sehingga wajar apabila kini terdapat sisa-sisa peninggalan Islam seperi masjid kuno, sekolah-sekolah dan ornament-ornamen Islam. Diantaranya yang terkenal adalah masjid Badar dan masjid Sandi Khan yang dibangun sejak lima setengah abad silam.

              Riwayat lainnya menceritakan bahwa Islam masuk ke Arakan sejak abad pertama hijrah melalui jalur perdagangan. Tepatnya dibawa oleh para pedagang Arab yang diketuai oleh sahabat Nabi, Saad Bin Abi Waqash,r.a. pada masa itu bangsa Arab dikenal dengan profesinya sebagai pedagang, mereka siap berlayar kedaerah terjauh sekalipun. Suatu ketika diceritakan salah satu kapal mereka karam diperairan teluk Bengal, yang kini letaknya di perbatasan Maritim Myanmar dan Bangladesh. Mereka kemudian menyelamatkan diri di daratan terdekat, dan sampailah mereka di Arakan. Kemudian para pedagang muslim ini menetap disana, menikah dengan warga setempat dan mendakwahkan Islam. Muamalah mereka  yang baik membuat warga tertarik untuk memeluk Islam, hingga pada puncaknya pada tahun 1430 berdirilah Negara Islam di Arakan dengan rajanya yang pertama, Sulaiman Shah. Kerjaan Islam di Arakan ini kemudian bertahan selama 3,5 Abad sampai tahun 1784 M.

                 Kerajaan Islam Arakan dekenal sebagai kerajaan yang kaya akan budaya Islam, salah satu peninggalannya adalah mata uang mereka yang bertuliskan kalimat Laa Ilaaha illallah. Sebanyak 48 raja silih berganti memimpin kerajaan Islam Arakan, yang berakhir setalah takluk di tangan kerajaan Budha Burma pada tahun 1784. Sejak saat itu umat Islam di Arakan mulai ditindas. Lalu pada tahun 1824 Myanmar secara keseluruhan termasuk Arakan jatuh dibawah kekuasaan kerajaan Inggris dan penindasan terhadap umat Islam kian hari kian menjadi.

                 Pada tahun 1948 Burma kemudian mendapatkan kemerdekaan dari Inggis, dan muslim Arakan mencoba Untuk memerdekakan diri pada saat itu, namun upaya mereka berakhir gagal karena wilayahnya dimasukkan kedalam satu territorial dengan Negara Burma.

                 Kenyamanan Muslim Arakan mulai terusik sejak kerjaan Budha Burma denga rajanya Budhabai berhasil menguasai Arakan pada tahun 1784. Ia kemudian memerintahkan penghancuran identitas Islam, seperti masjid dan sekolah-sekolah Islam. Mereka juga membunuhi para ulama dan para Da’i. doktrin kebencian ini terus mereka wariskan terutama kepada para rahib-rahib Budha. Setelah mereka menduduki Arakan selama 40 tahun, baru kemudian pada tahun 1824 Inggris dating dan melakukan penjajahan. Arakan dan Burma kemudian oleh Inggris disatukan menjadi satu pemerintahan dengan wilayah jajahan mereka do India. Hingga pada tahun 1937, Inggris kemudian memisahkan Arakan dan Burma dari wilayah india.


Penindasan Tehadap Muslim Rohingnya

                  Tragedi berdarah pertama terjadi menimpa muslim Rohingnya di Arakan pada tahun 1942, Umat Budha menyerang mereka yang menyebabkan syahidnya lebih dari 100.000 muslim, kebanyakan dari mereka adalah perempuan, orang-orang tua dan anak-anak. Sedangkan sebanyak 500.000 muslim lainnya terpaksa harus menjadi pengungsi di Negara-negara tetangga. Muslim Rohingnya juga mendapatkan perlakuan diskriminasi, seperti ketika diadakannya konferensi awal kemerdekaan di kota Bengluweng untuk membahas masa depan Burma, seluruh kelompok, golomgan dan etnis dipanggil untuk ikut serta dalam acara itu, kecuali muslim Rohingnya, mereka sengaja tidak diundang agar masa depan mereka tidak memiliki kejelasan di Negara itu.
                  
                   Pada tahun 1948 penjajah Inggris kemudian memberikan pilihan kepada setiap etnis di Myanmar untuk merdeka, dan itu ditentukan setelah 10 tahun. Namun yang dilakukan oleh Burma adalah proyek Burmaisasi kepada 250 etnis yang ada, proyek ini cukup berhasil namun tidak bagi etnis Rohingnya yang mayoritas muslim di Arakan. Mereka lebih memilih untuk merdeka ketimbang harus bergabung dengan Burma. Sejak saat itulah kemudian penindasan dan pengucilan kembali menguat terhadap umat Islam disana.

                   Sejak saat itu pemerintahan Burma mengeluarkan putusan untuk menghukum muslim rohingnya. Mereka berencana untuk menyingkirkan Islam diwilayah Burma , mereka menjarah, mengusir, meracuni dan menghancurkan peninggalan sejarah Islam seperti masjid dan sekolah-sekolah di Arakan.

                   Hengkangnya Inggris tidak berarti penjajahan telah berakhir, karena muslim Rohingnya pada hakekatnya masih saja terjajah. Terlebih pada tahun 1962 ketika junta militer berhasil melakukan kudeta, kezaliman yang dilakukan terhadap umat Islam semakin menjadi. Pemerintah yang berkuasa kemudian memecat muslim Rohingnya yang berstatus sebagai tentara dan pegawai di pemerintahan. Pada tahun 1978 tragedi berdarah kembali terjadi, sebanyak 300.000 muslim Burma mengungsi ke Bangladesh, peristiwa yang sama juga terulang kembali pada tahun 1991-1992.
Umat Islam di Arakan juga sengaja dikondisikan oleh pemerintah Burma agar menjadi komunitas yang dihinakan. Mereka tidak diberikan hak-hak layaknya etnis yang lain. Mereka dibiarkan bodoh, miskin, dan terus diteror setiap hari agar keluar dari Negara Burma. Wajar apabila dijalan – jalan ditemukan seorang muslim yang meninggal akibat luka – luka penyiksaan, kuping dan hidung mereka dipotong. Mayat mereka digantung di pohon-pohon. Masjid dan rumah mereka dirobohkan dan dilarang keras untuk dibangun kembali. Semua kekejian itu dilakukan oleh orang-orang Budha Burma dengan dukungan pemerintah terhadap muslim Rohingnya tanpa sama sekali mengenal belas kasihan.

0 comments:

Post a Comment

 
Powered by Blogger