spiderman

!-- Begin: http://adsensecamp.com/ -->

Monday, 7 July 2014



Pengenalan Diri dan Melejitkan Potensi Diri
Oleh : Dedi Hermawan, S.Psi

     A.    Kita Adalah Orang Yang Luar Biasa

Saya teringat sebuah cerita dari seorang teman, sebut saja namanya Andi. Suatu hari, ia dan teman-teman sekelasnya diberikan tugas oleh dosen dalam materi public speaking. Seluruh mahasiswa harus menceritakan kisah kesuksesannya didepan kelas disertai dengan membawa bukti atau fakta kesuksesan. Ketika tiba waktunya, satu persatu temannya maju kedepan kelas. Ada berbagai macam kisah. Rendi misalnya, bercerita “saya waktu SMA pernah meraih kesuksesan menjadi juara perrtama dalam lomba cerdas cermat dan piala inilah (sambil mengangkat pialanya) sebagai bukti bahwa saya pernah menjuarai lomba cerdas cermat tersebut”. joko tidak mau kalah, ia maju kedepan kelas dan mulai menceritakan kesuksesannya dengan membawa piagam penghargaan “saya pernah menjadi juara lomba menyanyi”. Bermacam-macam kisah kesuksesan telah disampaikan oleh mahasiswa, ada yang memiliki pengalaman menjadi Master of Ceremony (MC), ketua OSIS, Pembicara, Penyiar radio, dan lainnya sambil membawa berbagai penghargaan.

Hal yang menarik adalah ketika tiba giliran teman saya, Andi, maju kedepan kelas. Ia sempat merasa bingung, sejak diberi tugas hingga tiba hari pengumpulan tugas. Apa yang harus diceritakan didepan kelas, batinnya berkata, “Saya belum pernah meraih kejuaraan apapun, tapi mau tidak mau saya harus mengerjakan tugas dosen untuk menceritakan kesuksesan, dan saya ingin menyampaikan kisah kesusksesan yang berbeda dengan teman-teman. Akhirnya Andi maju ke depan kelas dan mulai bercerita, “saya adalah orang yang sangat luar biasa, saya pernah bertanding dengan 250 juta pesaing, diantara sekian banyak saingan yang saya hadapi, sayalah yang menjadi pemenangnya”. Teman-teman sekelas yang mendengarnya begitu kagum, mungkin ada yang sempat terfikir dalam pikirannya, “Wahh…hebat… perlombaan apa ya, sampai bersaing dengan 250 juta pesaing?”. Teman saya melanjutkan cerita kesuksesannya, “sebagai bukti bahwa saya sang pemenang, saya membawa buktinya dan akan saya bacakan didepan teman-teman pada kesempatan yang berharga ini … bahwa di Bandung=====pada tanggal….delapanbelas maret…====seribu Sembilan ratus ..delapanpuluh empat====telah lahir :====Andi Mahadika===== anak ketiga laki-laki dari suami istri…. . “ Teman-teman sekelasnya memberikan applause yang luar biasa, ternyata teman saya membawa akte Kelahiran sebagai bukti kesuksesannya.

Mari kita berikan applause juga untuk Andi yang telah mengingatkan kepada kita semua bahwa sebelum kita lahir kedunia ini, kita sudah menjadi orang yang luar biasa, kita adalah sang pemenang. Awalnya kita berawal dari sperma yang berjuang, berlomba, dan bertempur dengan sekitar 250 juta sperma yang lainnya untuk bergerak menuju sel telur. Hanya satu sperma yang berhasil sampai finish menuju sel telur dengan menempuh perjalanan yang berat dan ancaman yang mematikan, kelak sperma itu akan menjadi pemenangnya, yang menjadi cikal bakal lahirnya seorang bayi kedunia, dan bayi kita adalah diri kita sendiri. Jadi, sebelum kita lahir ke dunia ini, kita adalah orang yang luar biasa, yang menjadi pemenang dalam perlombaan menuju sel telur yang mengalahkan saingan kita kurang lebih sebanyak 250 juta saingan.

     B.    Kita Adalah Orang Yang Spesial…

Kita adalah mahakarya dari sang pencipta. “ Sungguh, kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya” (Q.S At-tin :4). Selain luar biasa, kita adalah orang yang sangat special. Coba perhatikan kakak dan adik kita, walaupun sama-sama lahir dalam kandungan ibu yang sama, mendapatkan pola asuh dan kasih sayang yang relative sama, tapi apakah perilaku, kelebihan dan kekurangannya sama? Apakah hal-hal yang disukai dan tidak disukai sama? Apakah kadar marahnya kakak dan adik kita sama? Saya yakin pasti berbeda, karena pemaknaan pengetahuan yang didapatkan dan pengalaman setiap orang itu berbeda. Oleh karena itu, kita adalah orang yang sangat special dan kita hanya ada satu-satunya di dunia ini. Tidak ada satupun makhluk yang kehidupannya sama persis dengan anda. Allah menciptakan kita benar-benar special.

Sesuatu yang special pasti berharga mahal. Contohnya mobil maybach 62 milik Theo Paphitis, seorang pengusaha terkenal asal Inggris, merupakan mobil varian termewah dari perusahaan otomotiv asal Jerman. Mobil ini dibuat sangat special, bukan menggunakan robot atau mesin 100% tapi melainkan 90% menggunakan tangan manusia. Seluruh body mobil menggunakan plat berbahan emas murni. Tidak hanya dibagian eksterior saja, melainkan juga setiap part didalam interior. Harga mobil tersebut mencapai Rp 524 Miliar. Namun harga kita tentu super duper mahal, dari segi fisik, bersediakah kedua mata kita dibeli Rp 15 milyar? Bersediakah kepala kita ditukar dengan mobil termahal milik Theo Paphitis? Bersediakah jantung kita ditukar dengan suatu jabatan tertinggi yang kita inginkan? Sebagai manusia normal, pasti kita “tidak bersedia”. Hal ini membuktikan bahwa diri kita memang special dan harganya tak terhingga.

Pemakaman diri kita sebagai orang yang luar biasa dan sebagai orang yang sangat special adakalanya semakin berkurang seiring dengan bertambahnya usia. Mengapa sampai saat ini kita lebih senang menjadi orang yang biasa saja dari pada menjadi orang yang luar biasa? Mengapa sampai saat ini kita lebih senang atau puas dengan pencapaian yang sudah didapatkan padahal mungkin kita bisa mendaptkan yang lebih jika kita mengoptimalkan potensi yang dimiliki? Mengapa sampai saat ini kita lebih senang berdiam diri dari pada mencoba hal-hal baru?
Ingatkah semangat juang kita yang tidak pernah menyerah ketika masih kecil, saat belum bisa berjalan, kemudian belajar berjalan, jalan sedikit jatuh, bangun lagi, jalan sedikit jatuh, bangkit kembali, karena semangat pantang menyerah akhirnya kita bisa berjalan sampai sekarang. Walaupun saat latihan berjalan, tidak sedikit kepala kita menjadi benjol karena terkena benda keras, pantat kesakitan karena sering jatuh dan pengorbanan yang lainnya. Mengapa sampai saat ini kita belum mengoptimalkan potensi-potensi yang kita miliki? Mungkin tanpa sadar dalam pikiran kita sudah tertanam, bahwa kita ini ibarat gajah yang dirantai atau seperti kutu loncat yang berada dalam kotak korek api sehingga potensi yang kita miliki tidak optimal. Bahasan lebih lanjut mengenai pengenalan diri dan melejitkan potensi diri, insya allah akan dibahas pada edisi berikutnya. Wassalam.

0 comments:

Post a Comment

 
Powered by Blogger